Kelangkaan vs Kelimpahan

Happiness

Dalam kehidupan seringkali kita melihat dan mengukur sesuatu berdasarkan apa yang tidak kita miliki. Bahkan kita seringkali saat melihat orang lain memiliki sesuatu di situlah kita menentukan standar bahwa kalau saya tidak punya berarti ada yang masalah diri saya. Pola berpikir seperti ini disebut orang yang berfokus kepada kelangkaan. Orang yang berpikir seperti ini seringkali melihat bahwa segala sesuatunya sulit diperoleh, selalu merasa miskin, selalu merasa kurang dibandingkan orang lain sehingga orang seperti ini seringkali menganggap hidup tidak adil. Kebalikannya adalah orang yang berpikir dengan cara berpikir kelimpahan.

Orang seperti ini tidak pernah mengukur diri sendiri dari apa yang tidak ia miliki namun ia selalu mengukur bahwa segala sesuatu yang ada di hadapannya adalah berkat yang luar biasa. Ia selalu mengucap syukur untuk semua hal yang dia terima tanpa perlu membanding-bandingkan dengan orang lain. Ia selalu bisa melihat bahwa dunia itu merupakan anugerah yang besar yang bisa dijalani dinikmati dan menjadi bahagia dari apa yang ia hadapi.

Pola berpikir yang pertama yaitu kelangkaan akan membuat orang semakin depresi dengan kehidupan bahkan mereka menjadi orang yang sangat depresi karena dengan pemikiran kelangkaan mereka tidak akan pernah puas dengan segala hal. Kepuasan mereka seringkali sangat obsesi sehingga mereka terjebak dengan ukuran-ukuran orang lain dalam menilai kesuksesan. Kesuksesan baginya adalah hal-hal materi yang bisa ia dapatkan. Dan sayangnya ketika ia tidak mendapatkan ia menentukan standar bahwa hidupnya sudah gagal total.

Pola berpikir kedua yang membuat kehidupan orang tersebut menjadi sukses dalam arti yang sesungguhnya. Dia tidak merasa harus menjadi orang lain ia menganggap bahwa apapun yang ia terima yang ia dapatkan merupakan sesuatu yang berharga untuk dinikmati. Ia tidak menetapkan dirinya di bawah standar hidup orang lain. Bahkan terkesan menjalani hidup dengan ringan dan tenang.

Dua pemikiran ini mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang khususnya jika kita bicara tentang bagaimana mencari kebahagiaan di masa saat ini. Banyak orang mencari kebahagiaan namun mereka lupa kebahagiaan itu ada di kepala mereka sendiri. Kebagian bukan hal-hal yang mereka terima tapi hal-hal yang mereka bisa lakukan dan berikan untuk orang lain.

Dewasa ini yang penuh dengan permasalahan yang kita lihat di media sosial nampaknya kita mulai perlu menggeser standar-standar yang tidak wajar menjadi standar-standar yang memberikan kita kesempatan untuk lebih baik. Meningkatnya tingkat kriminalitas begal karena orang menetapkan standar orang lain terhadap dirinya sehingga dia melihat bahwa ketika orang lain memiliki sesuatu dan mereka tidak memilikinya mereka punya hak untuk merebut itu dari orang lain. Muncullah kasus pembegalan.

Kasus kriminal di media sosial yang kita lihat tentunya harus dicermati sebagai bagian dari perubahan pola pikir yang ekstrem dari kelimpahan menjadi kelangkaan. Hal inilah yang membuat orang selalu merasa menjadi miskin walaupun mereka sudah mampu memberi apapun yang mereka inginkan.

Leave a comment